Pengertian Penalaran
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari hal-hal yang khusus.
Ada 3 macam penalaran induktif :
1. Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada. Dibagi menjadi 2 :
• Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif => Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
o Sensus Penduduk.
o Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
• Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif => Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh
: Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka
adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
2. Analogi
Merupakan
penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi
biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun
dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan dari analogi :
• Meramalkan kesamaan.
• Mengelompokkan klasifikasi.
• Menyingkapkan kekeliruan.
Contoh :
o Leeteuk adalah personil Super Junior. Leeteuk berbakat di semua bidang hiburan.
Yesung adalah personil Super Junior.
Oleh sebab itu, Yesung berbakat di semua bidang hiburan.
3. Kausal
Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri dari 3 pola, yaitu :
• Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
• Akibat ke sebab
Dari
peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap
penyebabnya. Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan
itu.
• Akibat ke akibat
Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
Penalaran deduktif
Penalaran
deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala.
Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala
tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari
hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
1. Silogisme
Penalaran
deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala
penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua
premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis
umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis
tersebut kesimpulan dirumuskan.
Rumus menentukan kesimpulan sebagai berikut :
PU : semua A = B
PK : C = A
K : C = B
Contoh :
PU : Semua hewan yang mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan
PK : Rusa memiliki telinga
K : Rusa tentu berkembang biak dengan
2. Entinem
Entinem
adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus
dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua
preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan
sebab bagi apa yang terkandung di dalam preposisi kesimpulan
Contoh :
Silogisme kategorial :
PU : Semua dosen (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)\
PK : Bapak Budi C adalah seorang dosen (A)
K : Bapak Budi C adalah seorang dosen (B)
Entinem : Bapak Budi adalah lulusan perguruan tinggi ia seorang dosen
KPK
Evidensi
Evidensi
adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan unuk membuktikan
adanya sesbuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik
yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga
disebut bukti empiris.
Inferensi
Inferensi
adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya.
Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur
adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh
apa yang terkatakan (eksplikatur).
1. Inferensi Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang
digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh
lebih luas dari premisnya.
Contoh:
• Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
• Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
dari
premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa:
pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
2. Inferensi Tak Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi
membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan
proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://eziekim.wordpress.com/2011/02/13/penalaran-i-metode-induktif/
http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/03/definisi-jenis-jenis-penalaran.html
http://gangsarnovianto.blogspot.com/2011/05/evidensi.html
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/referensi-dan-inferensi-wacana.html
http://catatanrizkyaburizal.blogspot.com/2013/03/penalaran.htmlNAMA : Dinna Permatasari
KELAS : 3KA25
NPM : 12110083
Tidak ada komentar:
Posting Komentar